Penerapan
Sistem ERP (Enterprise Resource
Planning) pada PT. Nestle Indonesia
I. PEMBAHASAN
Penerapan ERP di Perusahaan
Nestle Nestle adalah perusahaan makanan terbesar diseluruh dunia dengan ribuan
macam produk dan unit bisnis di lebih dari 84 negara. Nestle mulai tumbuh dan
berkembang menjadi sebuah perusahaan makanan terbesar di dunia, serta
perusahaan makanan dan minuman yang telah dipercaya oleh banyak orang di
seluruh dunia secara turun temurun hingga sekarang. Perusahaan Nestle tersebar
di seluruh mancanegara, Nestle berkomitmen untuk tetap mengembangkan
produk-produk melalui inovasi dan renovasi demi memuaskan kebutuhan konsumennya
di seluruh dunia. Lokasi sebuah perusahaan sangatlah berpengaruh terhadap
kinerja perusahaan secara keseluruhan. Maka daripada itu Nestle selalu
melakukan riset sebelum mendirikan cabang di suatu Negara, hal ini di tujukan
agar nanti nya saat berdirinya pabrik Nestle di Negara tersebut dapat berjalan
dengan efisien dan efektif terkait dengan keberlangsungan lini bisnis
perusahaan.
Nestle menerapkan strategi
manajemen kontrol sistem yang terdesentralisasi, dengan mendelegasikan otoritas
pengambilan keputusan di masing-masing unit bisnis sehingga keputusan-keputusan
yang diambil sesuai dengan kondisi di masing-masing negara. Untuk mengkoordinasikan
seluruh unit bisnisnya di seluruh dunia maka dibutuhkan peranan sistem
teknologi informasi yang bisa mengkoordinasikan seluruh aktivitas bisnis agar
diperoleh competitive advantage. Sebelumnya Nestle telah menerapkan corporate
intranet pada tahun 1997, yang bertujuan mendukung lima kegiatan bisnisnya
yaitu purchasing, marketing, business intelligence, teknologi, dan manajemen
sumberdaya manusia. Corporate intranet ini dikenal dengan Nestle Intranet Kit
Assistant (NIKITA). NIKITA ini merupakan software yang dikembangkan oleh Nestle
sendiri dan menjadi blueprint bagi pengembangan proyek intranet selanjutnya.
Sistem ini digunakan lebih dari 80.000 karyawan Nestle di seluruh dunia.
Email merupakan sarana interaksi
yang fundamental di Nestle dan sudah menjadi budaya kerja di Nestle untuk
berinteraksi antar departemen dengan hanya menggunakan email. Pemberitahuan,
berita-berita penting, instruksi, dan komunikasi bisnis biasa menggunakan media
email. Oleh karena itu intranet dan email merupakan kebutuhan pokok Nestle dan
membuat komunikasi menjadi lebih cepat dan efisien. Dengan makin ketatnya
persaingan di industri bisnis makanan, maka Nestle membutuhkan dukungan
teknologi informasi yang bisa menyatukan semua bisnis unit Nestle di seluruh
dunia dan mengaplikasikan proses bisnis yang efisien dan efektif.
Oleh karena itu pada tahun 2000,
Nestle meluncurkan proyek GLOBE (Global Business Excellence) yang merupakan
proyek terbesar Nestle selama 135 tahun berdirinya perusahaan ini. Tujuan dari
proyek GLOBE adalah meningkatkan kinerja dan efisiensi bisnis Nestle di seluruh
dunia. Program GLOBE menghilangkan kompleksitas yang tidak perlu dalam sebuah
proses dan menjadikan Nestle sebagai perusahaan yang saling berketerkaitan.
Proyek GLOBE ini merupakan sistem ERP (enterprise resource planning) yang
menggunakan software SAP. Implementasi sistem ERP termasuk Workplace, SAP R/3,
BW, APO, CRM, EBP dan Knowledge Warehouse. Proyek ini terbagi menjadi empat
kegiatan pokok, yaitu Business Excellence, Data Standard&Data NIKITA (Nestle
Intranet Kit Assistant) Purchasing Marketing Business Intelligence Teknologi
Manajemen SDM Sistem Informasi Manajemen. 2012 Management, Information
Technology dan Global Template. Proyek ini menggunakan konsultan dari PwC.
Proyek penerapan proyek GLOBE di
Nestle Indonesia dimulai pada tahun 2003. Strategi penerapan yang dipakai
adalah Phasing Strategi, yaitu penerapan secara bertahap sampai tahun 2006.
Proyek ini pertama kali diterapkan di Head Office Jakarta dan Kejayan Factory,
Pasuruan, Jawa Timur, yang merupakan pabrik pengolahan susu sapi terbesar di
Indonesia. Pada tahun 2005, proyek GLOBE mulai diaplikasikan di Panjang
Factory, Lampung dan Cikupa Factory, Tangerang, Jawa Barat. Secara pertahap
proyek GLOBE ini diaplikasikan di masing-masing departemen. Beberapa alasan
yang menjadi pertimbangan dalam penetapan sistem ERP yang digunakan diantaranya
yaitu ERP sistem sekarang sudah menjadi kebutuhan perusahaan-perusahaan global
yang ingin tetap kompetitif di persaingan bisnis global, memungkinkan tiap lini
bisnis untuk beroperasi dengan strukturnya yang paling optimal. Beberapa faktor
yang mempengaruhi dalam keberhasilan penerapan sistem tersebut diantaranya
sistem GLOBE memang sudah tepat untuk dicanangkan oleh perusahaan, dengan
sistem ERP tersebut perusahaan bisa mensinergikan keseluruhan proses bisni yang
ada ERP System Global Business Excellence Business Excellence Data Standard
& Data Management Information Technology Global Template Sistem Informasi
Manajemen. 2012 sehingga dicapai suatu proses bisnis yang efisien dan efektif,
serta memberikan kemudahan bagi terjadinya transfer pengetahuan antar
masing-masing karyawan maupun antar divisi. Selain itu perusahaan mampu
membrikan pelayanan yang semakin baik kepada konsumen dan memberikan produk
yang lebih segar dan berkualitas tinggi yang merupakan driver utama dari
permintaan konsumen, terakhir keunggulan operasional merupakan keunggulan
kompetitif perusahaan dibanding pesaing, karena perusahaan mampu menekan biaya
seminimal mungkin hasil dari efisiensi dan efektifitas kerja lini bisnis selagi
mempertahankan nilai yang ada. Kondisi tersebut mampu diperankan dengan sangat
baik oleh perusahaan.
Disamping segala keuntungan dan
manfaat yang didapat oleh perusahaan terkait dengan penerapan sistem ERP ini
terdapat pula hambatan-hambatan yang ditimbulkannya. Sistem ERP dirancang
khusus untuk menyesuaikan kompleksitas operasional perusahaan besar yang memang
dalam operasionalnya memerlukan proses bisnis yang kompleks. Sistem ini
dirancang agar mampu menyederhanakan proses bisnis tersebut agar lebih
sistematis dan rapi tanpa menghilangkan aspekaspek penting dari proses bisnis
yang berjalan. Kecenderungan yang ada sepertinya banyak perusahaan yang hanya
mendelegasikan input data kepada seseorang atau tim dari divisi tertentu, bila
seseorang atau tim tersebut mengalami kendala apapun dalam operasionalnya, maka
sistem tersebut akan terhambat bahkan tidak berjalan. Tentunya disini perlu
suatu pemahaman yang baik bagi pelaku-pelaku yang memanfaatkan sistem tersebut
mulai dari tingkat staff hingga direksi. Bila pelaku atau operator yang
mengoperasikan sistem tersebut kurang memahami sistem tersebut maka kondisi
demikian justru akan semakin membuat operasional setiap lini binis perusahaan
akan terhambat. Terlebih bila kita melihat bagaimana investasi perusahaan untuk
membangun sistem ini memerlukan biaya yang besar. Terlepas dari kendala-kendala
khususnya mengenai kapabilitas sumber daya manusia, penerapan ERP yang
dilakukan oleh perusahaan secara profesional telah mampu mengembangkan bisnis
perusahaan jauh lebih baik lagi.
II. KESIMPULAN
Semakin ketatnya persaingan antar
perusahaan, maka setiap perusahaan yang ingin tetap bertahan dan berkembang
harus bisa meningkatkan daya saing perusahaannya. Salah satunya yaitu dengan cara
mengintegrasikan sistem informasi, dimana terjadi peningkatan efesiensi dari
sebuah sistem informasi untuk menghasilkan manajemen yang lebih efesien dalam
seluruh tatanan lini proses.
Sistem ERP (Enterprise Resource
Planning) yang diterapkan oleh PT. Nestle Indonesia membawa dampak yang sangat
signifikan terhadap perkembangan bisnis perusahaan. Dengan sistem ERP tersebut
perusahaan bisa mensinergikan keseluruhan proses bisnis yang ada sehingga
dicapai suatu proses bisnis yang efisien dan efektif, serta memberikan
kemudahan bagi terjadinya transfer pengetahuan antar masing-masing karyawan
maupun antar divisi. Selain itu perusahaan mampu memberikan pelayanan yang
semakin baik kepada Sistem Informasi Manajemen. Konsumen serta perusahaan mampu
menekan biaya seminimal mungkin hasil dari efisiensi dan efektifitas kerja lini
bisnis selagi mempertahankan nilai yang ada. Disamping segala keuntungan dan
manfaat yang didapat oleh perusahaan terkait dengan penerapan sistem ERP ini
terdapat pula hambatan-hambatan yang ditimbulkannya. Sistem ERP dirancang
khusus untuk menyesuaikan kompleksitas operasional perusahaan besar yang memang
dalam operasionalnya memerlukan proses bisnis yang kompleks. Sistem ini
dirancang agar mampu menyederhanakan proses bisnis tersebut agar lebih
sistematis dan rapi tanpa menghilangkan aspekaspek penting dari proses bisnis
yang berjalan. Kecenderungan yang ada sepertinya banyak perusahaan yang hanya
mendelegasikan input data kepada seseorang atau tim dari divisi tertentu, bila
seseorang atau tim tersebut mengalami kendala apapun dalam operasionalnya, maka
sistem tersebut akan terhambat bahkan tidak berjalan. Tentunya disini perlu
suatu pemahaman yang baik bagi pelaku-pelaku yang memanfaatkan sistem tersebut
mulai dari tingkat staff hingga direksi. Bila pelaku atau operator yang
mengoperasikan sistem tersebut kurang memahami sistem tersebut maka kondisi
demikian justru akan semakin membuat operasional setiap lini binis perusahaan
akan terhambat.
sumber jurnal :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar