SISTEM PAKAR UNTUK DIAGNOSA PENYAKIT CACAR AIR PADA ANAK MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTOR
HAIKAL AKBAR
SISTEM INFORMASI-FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI-UNIVERSITAS GUNADARMA
haikalakbar015.blogspot.com
Abstrak
Penyakit cacar air adalah penyakit menular yang dapat menyerang siapa saja, terutama yang belum diimunisasi. Data Kabupaten Kesehatan Klaten, jumlah penderita cacar air pada September 2011 adalah 986 orang. Berdasarkan data dari Australia menunjukkan 83% anak terinfeksi cacar air berusia 10 - 14 tahun. Di Australia, ada sekitar 240.000 kasus, 1.500 rawat inap dan sekitar 7 kematian per tahun akibat cacar air. Metode yang digunakan adalah metode Certainty Factor. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuat sistem pakar perangkat lunak yang diharapkan dapat membantu masyarakat dalam mendiagnosis perangkat lunak sistem pakar penyakit cacar air termasuk analisis kebutuhan pengguna, analisis kebutuhan dan pengetahuan rekayasa desain sistem yang dalam rekayasa perangkat lunak ini, data yang dikumpulkan diwakili sebagai basis pengetahuan, keputusan, basis aturan dan desain mesin inferensi, desain sistem lebih lanjut, proses pembuatan desain terdiri dari pemodelan dan diagram konteks DFD, pemodelan data yang terdiri dari merancang ERD, dan Table Mapping mengelilingi tabel selanjutnya proses pengembangan implementasi menggunakan Visual Basic 6.0. Hasil berupa program aplikasi sistem pakar yang mampu mendiagnosis penyakit seperti diagnosa penyakit sistem keluaran cacar air meliputi nilai MB, MD dan nilai CF (Certainty Factor) yang diperoleh dengan perhitungan menggunakan metode faktor Certainty, penyebabnya. dan solusi.
1. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang Masalah
Penyakit cacar air merupakan penyakit menular yang dapat menyerang siapa saja, terutama mereka yang belum mendapatkan imunisasi. Di Indonesia tidak banyak data yang mencatat kasus cacar air secara nasional. Data yang tercatat merupakan data epidemic cacar air pada daerah tertentu saja. Sesuai data yang dimiliki Dinas Kesehatan Kabupaten Klaten, jumlah penderita cacar air pada bulan september 2011 adalah 986 orang. Jumlah ini terhitung terdapat banyak sekali kenaikan penderita cacar air, karena data penderita penyakit ini pada bulan agustus 2011 hanya terdapat 171 orang. Berdasarkan data Australia menunjukkan, 83% dari anak-anak yang terinfeksi oleh cacar air berumur 10 – 14 tahun. Di Australia ada sekitar 240.000 kasus,
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah “Bagaimana merancang sistem pakar untuk diagnosa penyakit cacar air pada anak dengan metode certainty factor?”.
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Menghasilkan suatu sistem pakar untuk mendiagnosa penyakit cacar air pada anak berdasarkan gejala-gejala yang diberikan oleh user dan memberikan definisi mengenai jenis penyakit, penyebab, penularan, pencegahan, dan solusi yang sebaiknya dilakukan.
2. Mendokumentasikan atau menyimpan informasi dari pengetahuan seorang pakar untuk direpresentasikan.
3. Menerapkan ilmu berbasis informatika dalam bidang sistem informasi untuk membantu diagnosa penyakit cacar air pada anak.
1.4 Metode Penelitian
Dalam pembuatan skripsi ini, meliputi langkah- langkah sebagai berikut :
1. Pengumpulan data yang diperlukan
Metode yang digunakan dalam pengumpulan data sebagai sumber pelengkap untuk mendukung keakuratan informasi yang terkandung. Data-data tersebut diambil menggunakan beberapa metode pengumpulan data, antara lain :
a. Study Literatur
Metode yang dilakukan dengan menggunakan buku-buku perpustakaan yang meliputi literatur, catatan dan bacaan lain yang menunjang penulisan serta pengembangan program Visual Basic 6.0 dan SQL Server 2000.
b. Browsing
Pengamatan keberbagai web site di internet yang menyediakan informasi yang relevan dengan permasalahan dalam pembuatan sistem ini.
c. Interview
Yaitu teknik memperoleh data dengan tanya jawab atau wawancara secara langsung dengan pakar (dokter spesialis anak) yaitu DR.Dr.Fx.Wikan Indarto,Sp.A.
2. Analisa data yang telah dikumpulkan
Membuat analisa terhadap data yang sudah diperoleh dari hasil interview yaitu membuat spesifikasi yang terstruktur .
3. Perancangan dan Desain Sistem
Memahami rancangan sistem pakar sesuai data yang ada dan mengimplementasikan model yang diinginkan oleh pengguna.
4. Pembuatan Aplikasi
Tahap ini merupakan tahap pembuatan dan pengembangan aplikasi sesuai dengan desain sistem yang ditetapkan pada tahap sebelumnya. Sistem Pakar untuk mendiagnosa penyakit cacar air pada anak dengan metode certainty factor dibangun dengan Visual Basic 6.0 dan SQL Server 2000.
5. Uji Coba dan Evaluasi
Menguji coba seluruh spesifikasi terstruktur dan sistem secara keseluruhan. Proses uji coba ini diperlukan untuk memastikan bahwa sistem yang telah dibuat sudah benar, sesuai dengan karakteristik yang ditetapkan dan tidak ada kesalahan.
6. Penyusunan Skripsi
Pembuatan skripsi ini berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dan dari hasil program.
2. Landasan Teori
2.1 Pengertian Sistem Pakar
Menurut Kusrini (2006:11) Sistem pakar adalah sistem berbasis komputer yang menggunakan pengetahuan, fakta, dan teknik penalaran dalam memecahkan masalah yang biasanya hanya dapat dipecahkan oleh seorang pakar dalam bidang tersebut. Sistem pakar bekerja berdasarkan pengetahuan yang dimasukkan oleh seorang atau beberapa orang pakar dalam rangka mengumpulkan informasi hingga sistem pakar dapat menemukan jawabannya.
2.2 Arsitektur Sistem Pakar
Arsitektur dasar dari Sistem Pakar dapat dilihat pada Gambar 2.1 (Giarrantono dan Riley, 1994).
Gambar 2.1 Arsitektur Sistem Pakar
2.3 Metode Certainty Factor
Faktor kepastian (certainty factor) diperkenalkan oleh Shortliffe Buchana dalam pembuatan MYCIN pada tahun 1975 untuk mengakomodasi ketidakpastian pemikiran (inexact reasoning) seorang pakar. Teori pengembangan MYCIN mencatat bahwa dokter sering kali menganalisa informasi yang ada dengan ungkapan seperti misalnya: mungkin, kemungkinan besar, hampir pasti. Untuk mengakomodasi hal ini tim MYCIN menggunakan certainty factor (CF) guna menggambarkan tingkat keyakinan pakar terhadap permasalahan yang sedang dihadapi.
Definisi menurut David McAllister Certainty Factor adalah suatu metode untuk membuktikan apakah suatu fakta itu pasti ataukah tidak pasti yang berbentuk metric yang biasanya digunakan dalam sistem pakar. Metode ini sangat cocok untuk sistem pakar yang mendiagnosa sesuatu yang belum pasti. Certainty factor (CF) menunjukan ukuran kepastian terhadap suatu fakta atau aturan.
Certainty factor didefinisikan sebagai berikut: CF[h,e] = MB[h,e] – MD[h,e]
dengan:
CF[h,e] = faktor kepastian
MB[h,e] = ukuran kepercayaan terhadap hipotesis h, jika diberikan evidence e (antara 0 sampai 1).
MD[h,e] = ukuran ketidakpercayaan terhadap evidence h, jika diberikan evidence e (antara 0 sampai 1).
2.4 Penyakit Cacar Air
Varisela (Cacar air, “Chicken Pox”) ialah penyakit akut, menular yang ditandaioleh vesikel di kulit dan selaput lender yang disebabkan olehvirus varicella.
2.5.1 Etiologi (Penyebab Penyakit)
Varicella disebabkan oleh Herpes virus varicella atau disebut juga virus varicella-zoaster (virus V – Z ). Virus tersebut dapat pula menyebabkan herpes zoster. Kedua penyakit ini mempunyai manifestasi klinis yang berbeda. Diperkirakan bahwa setelah ada kontak dengan virus V – Z akan terjadi varisela; kemudian setelah penderita varisela tersebut sembuh, mungkin virus itu tetap ada dalam bentuk laten (tanpa ada manifestasi klinis) dan kemudian virus V- Z diaktivasi oleh trauma sehingga menyebabkan herpes zoster. Virus V – Z dapat ditemukan dalam vesikeldan dalam darah penderita varisela; dapat dilihat dengan mikroskop electron dan dapat diisolasi dengan menggunakan biakan yang terdiri dari fibroblast paru embrio manusia.
2.5.2 Epidemologi (Jalannya Penyakit)
Sangat mudah menular, yaitu melalui percikan ludah dan kontak. Dapat mengenai semua golongan umur, termasuk neonates (vaisela congenital), tetapi tersering pada masa anak. Penderita dapat menularkan penyakit selama 24 jam sebelum kelainan kulit (erupsi) timbul sampai 6 atau 7 hari kemudian. Biasanya seumur hidup, varisela hanya diderita satu kali. Residif dapat terjadi pada penderita peyakit keganasan dan pada anak dengan pencangkokan ginjal yang sedang diberi pengobatan imunosupresif.
2.5.3 Patologi (Kejadian yang Tidak Normal)
Terjadi vesikel di epidermis dengan degenerasi dan badan inklusi di dalam nucleus. Pula terdapat infiltrasi sel bulat di korium dan dilatasi kapiler.
Gejala klinis :
Masa inkubasi 11 – 12 hari, biasanya 13 – 17 hari. Penyakit ini dibagi dalam 2 stadium, yaitu :
1. Stadium Prodromal
24 jam sebelum kelainan kulit timbul, terdapat gejala panas, lemah (malaise), anoreksia. Kadang
– kadang terdapat kelainan scarlatinaform atau morbiliform.
2. Stadium Erupsi
Dimulai dengan terjadinya papula merah, kecil, yang berubah menjadi vesikel yang berisi cairan jernih dan mempunyai dasar eritematous. Permukaan vesikel tidak memperlihatkan cekungan di tengah (unumbilicated). Isi vesikel berubah menjadi keruh dalam waktu24 jam. Biasanya vesikel menjadi kering sebelum isinya menjadi keruh.dalam 3 – 4 hari erupsi tersebar; mula-mula di dada lalu ke muka, bahu dan anggota gerak. Erupsi ini disertai perasaan gatal.
Pada suatu saat terdapat bermacam-macam stadium erupsi; ini merupakan tanda khas penyakit varisela. Vesikel tidak hanya terdapat di kulit, melainkan juga di selaput lendir mulut. Bila terdapat infeksi sekunder, maka akan terjadi limfadenopatia umum.
3. Analisis dan Perancangan
3.1 Analisis Sistem
3.1.1 Deskripsi Sistem
Sistem pakar untuk mendiagnosa penyakit cacar air pada anak ini merupakan perangkat lunak yang dapat digunakan untuk membantu mendiagnosa penyakit cacar air pada anak yang diwujudkan dengan adanya interaksi Antara pengguna dengan system. Dalam proses ini, system akan memberikan daftar gejala yang sudah tersimpan dalam system berupa basis pengetahuan. Jawaban akan gejala yang diberikan pengguna akan diproses untuk menghasilkan kesimpulan tentang penyakit yang menyerang si penderita dengan didukung oleh nilai kepastian. Sistem kemudian akan memberikan penyebab, penularan dan solusi yang dapat dilakukan untuk menekan perkembangan penyakit dan menangani penyakit yang diderita serta mencegah agar tidak terserang penyakit tersebut.
3.2 Analisis Kebutuhan Sistem
3.2.1 Analisis Kebutuhan Fungsional
Kebutuhan fungsional adalah jenis kebutuhan yang berisi proses-proses apa saja yang nantinya dilakukan oleh sistem dan berisi informasi-informasi apa saja yang harus ada dan dihasilkan oleh sistem, meliputi :
1. Sistem harus dapat melakukan log-in, log-out dan exit
a. Admin dapat melakukan login, menambah dan menghapus pakar.
b. Admin dan Pakar dapat melakukan log-out dan exit.
c. Pengguna (pasien) dapat melakukan exit.
2. Sistem harus dapat membatasi hak akses pengguna.
a. Hak akses pengguna terdapat tiga, yakni admin, pakar dan pengguna (pasien).
b. Admin mendapatkan hak akses untuk menambahkan, mengubah dan menghapus data pakar.
c. Pakar mendapatkan hak akses untuk menambahkan, mengubah dan menghapus data penyakit, data gejala, data penyebab, data penularan, data pencegahan, data solusi, aturan penyakit, aturan penyebab, aturan pencegahan dan aturan solusi.
3. Sistem dapat melakukan konsultasi dan diagnosa penyakit.
a. Pengguna (pasien) dapat menggunakan menu konsultasi, menginputkan gejala yang diderita, tanpa harus melakukan login.
b. Pengguna (pasien) dapat mengetahui penyakit yang diderita beserta penyebab, cara penularan, pencegahan dan solusi atas penyakit yang terdiagnosa.
4. Sistem harus dapat melakukan entri data-data seperti data penyakit, data gejala, data penyebab, data pencegahan, data penularan, data solusi dan data daftar semua aturan
a. Pakar dapat menambahkan, mengubah dan menghapus data penyakit beserta dengan kode penyakit, penyakit dan penjelasan.
b. Pakar dapat menambahkan, mengubah dan menghapus data gejala beserta dengan kode gejala, gejala, nilai MB dan MD..
5. Sistem dapat menghitung nilai kepastian (MB) dan nilai tidak pasti (MD) suatu gejala terhadap penyakit yang diderita oleh Pengguna (pasien).
6. Sistem dapat melakukan laporan pakar secara otomatis.
3.2.3 Analisis Kebutuhan Non Fungsional
3.2.2.1 Kebutuhan Perangkat Keras
Tabel 3.1 Kebutuhan Perangkat Keras
Perangkat Keras
|
Intel(R) Pentium (R) CPU8960
|
Monitor, Keyboard, Mouse
|
RAM 2048 MB
|
Harddisk 250 GB
|
3.2.2.1.1 KebutuhanPerangkat Lunak
Tabel 3.2 Kebutuhan Perangkat Lunak
|
3.3 Perancangan Sistem
Di dalam perancangan system ini dibuat rancangan flowchart system, perancangan DFD, perancangan database, perancangan table dan perancangan antar muka.
3.3.1 Flowchart Sistem
3.3.1 Diagram Alir
Gambar 3.2 Diagram Alir Data Level 0
3.4 Perancangan Database
Database merupakan bagian dari implementasi system pakar yang digunakan untuk menyimpan semua data, baik basis pengetahuan maupun basis aturan
4. Implementasi dan Pembahasan
4.1 Implementasi
Gambar 4.1 Tampilan Menu Utama
Gambar 4.2 Tampilan Menu Konsultasi
Gambar 4.3 Tampilan Menu Hasil Diagnosa
4.2 Pembahasan
Tabel 4.2 Perbandingan Hasil Diagnosa Dokter dan Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Cacar Air Pada Anak
|
yang interaktif dengan interface yang lebih menarik dari perbandingan hasil analisa sistem pakar dengan hasil diagnosa dokter diatas dapat kita hitung persentasenya, dimana jumlah kasus yang bernilai benar dibagi dengan jumlah total kasus keseluruhan. Sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut:
Rumus persentasi perbandingan hasil diagnosa
Perbandingan Hasil Diagnosa(%)
= ∑Kasus bernilai benar x100%
∑Kasus
Diketahui jumlah kasus yang bernilai benar 14 dari 20 kasus, maka perhitungan persentasi perbandingan hasil diagnosa sebagai berikut:
Perbandingan Hasil Diagnosa(%) = 14 x100%
20
Perbandingan Hasil Diagnosa(%) = 70%
Perbandingan hasil diagnosa menghasilkan 70% sistem ini mendekati hasil diagnosa dokter. Hal ini bukan disebabkan karena diagnosa yang salah pada sistem, tetapi karena sistem ini hanya mendiagnosa penyakit cacar air pada anak.
5. Kesimpulan
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengembangan dan pembahasan maka dapat disimpulkan :
1. Dari penelitian dihasilkan sebuah software yang mampu mendiagnosa jenis penyakit Cacar Air Pada Anak berdasarkan gejala yang dimasukkan dan dapat memberikan informasi tentang penyakit yang terdiagnosa.
2. Perangkat lunak yang dihasilkan mampu mendiagnosa jenis penyakit Cacar Air Pada Anak dengan perhitungan nilai kepastian menggunakan metode Certainty Factor, dengan menggunakan bahasa pemograman Visual Basic 6.0 yang dapat beraksi layaknya seorang pakar. Sistem ini dapat digunakan sebagai media konsultasi.
5.2 Saran
Saran-saran yang dapat penulis sampaikan berkaitan dengan diagnosa penyakit cacar air pada anak, antara lain:
1. Sistem ini menghasilkan hasil diagnosa dengan presentase sebesar 70%. Oleh karena itu, untuk penelitian selanjutnya dapat meningkatkan presentasenya.
2. Program aplikasi ini masih dapat dikembangkan lagi bagi yang tertarik dan berminat, seperti pengembangan sistem menjadi berbasis web atau mobile maupun pengembangan kearah multimedia
Daftar Pustaka
[1] Al Fatta, Hanif. 2007. Analisis & Perancangan Sistem Informasi. Yogyakarta: Penerbit Andi Offset.
[2] Arief, M. Rudyanto. 2005. Pemrograman Basis Data Menggunakan Trasact-SQL dengan Mecrosoft SQL Server 2000. Yogyakarta: Penerbit Andi Offset.
[3] Arhami, Muhammad. 2005. Konsep Dasar Sistem Pakar. Yogykarta: Andi Offset.
[4] Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 1985. Ilmu Kedokteran Anak. Edisi Kelima. Jakarta: Badan Penerbit FKUI.
[5] Jogiyanto. 2005. Analisis & Desain Sistem Informasi. Yogyakarta: Penerbit Andi Offset Offset.
[6] Kusrini. 2006. Sistem Pakar Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Penerbit Andi Offset.
[7] Kusrini. 2007. Strategi Perancangan dan Pengelolaan Basis Data. Yogyakarta: Penerbit ANDI OFFSET
[8] Kusrini. 2008. Aplikasi Sistem Pakar. Yogyakarta: Penerbit Andi Offset.
[9] Palupi, Dwi Retno. 2012. Sistem Pakar Pengobatan Alergi Dengan Thibunnabawi. Jurusan Sistem Informasi STMIK AMIKOM. Yogyakarta.
[10] Putra Tjumoko, Yohan Kurnia. 2011. Aplikasi Sistem Pakar Diagnosis Penyakit Menular Pada Balita dengan Metode Forward Chaining.
Kearsipan STIKOM SURABAYA
[11] Sunyoto, Andi. 2007. Pemrograman Database dengan Visual Basic dan Microsoft SQL. Yogyakarta: Penerbit ANDI OFFSET.
[12] Wijayanti, Poni. 2012. Sistem Pakar Mendiagnosa Jenis Penyakit Stroke Menggunakan Metode Certainty Factor. Fakultas Teknik Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta.